Rabu, 29 Januari 2014

Perayaan Siwa Ratri

Halo sobat semua... Kali ini admin hadir lagi nih. Postingan kali ini admin akan sedikit bercerita mengenai Kisah-kisah dalam Siwa Ratri. Hari ini adalah Perayaan Siwa Ratri. Sebenarnya apa sih Siwa Ratri itu? Untuk itu langsung saja yuk, kita simak penjelasan di bawah.

Siwa Ratri
Siwa Ratri terdiri dari 2 kata, yaitu Siwa yang artinya Dewa Siwa dan Ratri yang artinya malam suci. Jadi Siwa ratri adalah malam renungan Siwa/suci. Siwa Ratri jatuh setiap Purwaning Tilem Kapitu. Hari Siwa Ratri merupakan hari peleburan dosa.Purwaning tilem kapitu merupakan hari yang tepat untuk melebur semua dosa. Karena, dari kata Purwaning tilem kapitu maksudnya adalah hari sebelum tilem kapitu. Dimana pada saat tilem kapitu disebut dengan bulan mati. Jadi, jika kita pikir secara logika, sebelum mati(meninggal) alangkah baiknya kita sebagai manusia biasa semaksimal mungkin untuk berbuat baik. Sehingga pahala yang kita dapat digunakan untuk membayar semua dosa yang telah dilakukan.
Hari Siwa Ratri muncul dari cerita Lubdaka. Lubdaka adalah seorang pemburu yang kesehariannya memburu binatang di hutan. Lubdaka mempunyai seorang istri. Biasanya Lubdaka berburu binatang seperti, kijang dan rusa. Hasil buruannya digunakan untuk makan sehari-hari.  Pada suatu hari, Lubdaka pergi ke hutan untuk berburu. Ia pergi dari saat matahri terbit. Namun, sampai matahari tenggelam, ia tak mendapat buruan sama sekali. Karena malam sudah tiba, dan ia belum juga mendapat apapun, akhirnya Lubdaka memutuskan untuk bermalam di hutan. Karena takut akan binatang-binatang buas yang ada di hutan, ia  naik ke atas pohon bila. Agara ia tidak tertidur, ia memetik daun pohon bila tersebut satu persatu. Setiap helain daun yang jatuh, ia hitung satu persatu hingga mencapai 108 helai daun. Semalaman suntuk Lubdaka melakukan  Tri Brata. Tri Brata memiliki 3 bagian, yaitu Jagra, Mona, dan Upawasa. Jagra yang artinya tidak tidur semalam suntuk. Mona artinya tidak berbicara. dan Upawasa yang artinya tidak makan dan minum.
Kegiatan yang dilakukan Lubdaka, dilakukan sampai tengah hari, saat matahari berada di atas kepala kita. Setelah satu setengah hari Lubdaka berada di hutan, akhirnya ia pulang ke rumahnya. Ia berjalan setapak-demi setapak dengan perasaan lapar dan haus. Sesampainya di rumah, ia merasa sangat lelah, letih dan lesu. Semua itu tak dapat ia tahan. Dan akhirnya ia jatuh terbaring untuk selama-lamany.Tapi, Lubdaka yang kesehariannya memburu binatang di hutan setelah meninggal ia mendapat sorga. Mengapa Lubdaka bisa mendapatkan sorga, padahal ia adalah seorang pemburu? Menurut Dewa Siwa, siapapun orang yang tidak tidur semalam suntuk pada saat purwaning tilem kapitu, semua dosa-dosa yang telah diperbuat akan dilebur, dan ia akan mendapat sorga.

Nahh, sobat, demikian penjelasan Siwa Ratri dan cerita Lubdaka yang naik ke atas pohon bila.
Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar